Jumat, 28 Januari 2011

Detik...

Relungmu masih kukenal
Bukan sekedar bayang
Melarungku dalam pusaran imajinasi kata
Kau masih di sini
Setiap detik
Setiap desah nafas yang melontarkan bayangku padamu
Seperti cahaya yang selalu merobek dan menjahit rongga dada ini
Tak sekilas pun aku meronta
Hanya bertanya
Apakah aku terlahir dalam dua jiwa dalam 1000 puing yang berbeda?
Mungkin tak bernyawa
Namun pasti berkilah dan lepas kendali
Seperti keabadian yang masih terus kucumbui
Di dirimu, samudera adalah nahkoda
Membilas jejak kaki diujung pasir
Indah dan sempurna
Dan kini
Izinkan aku untuk meregang hidup dalam lembut tanganmu
Bukan untuk sekedar melepas surga dan neraka
Tapi untuk bersemesta
Menyatu dan bergemintang
Dalam tiap detik ribuan tahun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar